Ketahui Jenis Pengawet Makanan yang Aman dan Berbahaya
Jika mendengar makanan berpengawet, biasanya kita langsung menyambungkannya dengan makanan yang tidak sehat, karena yang kita tahu pengawet makanan itu berpengaruh buruk bagi kesehatan.
Bahan pengawet dan proses pengawetan makanan tidak akan ditemukan jika tidak ada kebutuhan dan manfaatnya. Pengawet diperlukan untuk menjaga kualitas makanan tetap baik meski disimpan dalam waktu yang lama.
Untuk menghindari misinformasi, sebaiknya kita ketahui apa saja jenis pengawet makanan yang aman dan tidak aman untuk dikonsumsi, serta cara kerja mereka dalam mengawetkan makanan.
Jenis pengawet makanan yang aman dikonsumsi
Pengawet yang aman untuk makanan biasanya berasal dari bahan-bahan alami, namun ada juga beberapa bahan kimia buatan yang disetujui BPOM untuk digunakan pada makanan.
1. Garam
Garam sudah banyak digunakan sebagai pengawet alami makanan, contohnya pada acar, ikan asin, dan dendeng.
Ada dua cara kerja garam untuk mengawetkan makanan. Pertama, garam mengikat air dalam makanan dan membuatnya dehidrasi. Minimnya sumber air pada makanan akan menghambat pertumbuhan mikroba dan membuat makanan tidak cepat basi.
Cara kedua yaitu tingginya konsentrasi garam bisa menghancurkan mikroba itu sendiri. Sama halnya dengan kita yang tidak bisa berenang terlalu dalam di air laut, yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan air antara tubuh kita dan lingkungan di sekitar. Perbedaan tekanan air dalam tubuh mikroba dan makanan bisa membuat mikroba mati.
Meski bisa membuat makanan tahan lama, kamu perlu paham batasan konsumsi garam dalam sehari. Jika tidak dipatuhi, pengawet alami yang satu ini bisa jadi bumerang bagi kesehatan.
2. Cuka
Pengawetan makanan dengan cuka dilakukan dengan cara merendam makanan dalam larutan cuka yang ditambah garam dan gula.
Asam asetat yang ada dalam cuka membunuh mikroba dan menghambat pembusukan makanan. Penggunaan cuka sebagai pengawet makanan juga membantu untuk meningkatkan rasa makanan.
3. Jeruk lemon atau jeruk nipis
Air perasan jeruk lemon atau jeruk nipis adalah bahan yang mudah kamu temukan di dapur untuk mengawetkan makanan. Bagaimana cara kerjanya?
Zat asam dalam jeruk yaitu asam askorbat adalah zat alami yang bersifat antibakteri dan antioksidan yang mencegah pembusukan. Ada juga asam sitrat yang tidak hanya digunakan pada makanan namun juga pada kosmetik dan obat-obatan untuk menjaga warna dan rasa.
Sayangnya perasan jeruk ini hanya bisa melindungi sayur dan buah-buahan dari pembusukkan, dan tidak bisa digunakan untuk mengawetkan daging.
4. Bawang putih
Bawang putih dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Aroma dan rasanya yang kuat ini bisa digunakan sebagai pengawet makanan alami lho!
Salah satu zat dalam bawang putih adalah alliin, yang akan menghasilkan enzim allinase ketika bawang diiris atau dihancurkan, enzim ini mengubah alliin menjadi allicin yang bersifat antimikroba.
Pada sebuah penelitian, bawang putih bisa menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella dan E. coli pada objek penelitian yaitu kaki ayam tanpa kulit. Bahkan setelah disimpan dalam suhu 4 °C bawang putih masih terus membunuh bakteri hingga 15 hari.
Kamu bisa menambahkan bawang putih pada daging dan ikan sebelum menyimpannya dalam freezer, hal ini akan menjaga kesegaran daging dan ikan hingga 15-20 hari.
5. Asam sorbat
Asam sorbat secara alami ditemukan pada buah-buahan. Sebagai pengawet makanan buatan, asam sorbat bermanfaat untuk menghentikan pertumbuhan jamur pada makanan, biasa digunakan pada keju, roti, daging, dan wine.
Asam sorbat bisa digunakan untuk mengawetkan daging dengan aman karena kemampuan antibiotiknya, yang melindungi daging dari bakteri Clostridium botulinum.
Meski termasuk pengawet buatan, penggunaan asam sorbat dan garamnya sudah diatur dalam Perka BPOM Nomor 36 Tahun 2013 Tentang Batasan Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Dari peraturan tersebut, konsumsi harian asam sorbat tidak boleh melebihi 25 mg/kg berat badan seseorang.
6. Asam benzoate
Senyawa asam benzoate dapat ditemukan dalam sumber alami seperti buah-buahan, minuman, dan makanan olahan tertentu.
Senyawa ini juga bisa menghambat pertumbuhan jamur pada produk kosmetik, serta mengurangi peradangan dan iritasi kulit jika dikombinasikan dengan asam salisilat.
Namun, asam ini juga dapat dikaitkan dengan beberapa efek negatif pada kesehatan, salah satunya berpotensi meningkatkan hiperaktif dan dapat menjadi senyawa karsinogenik bila dikombinasikan dengan vitamin C.
Karena itu, yang terbaik adalah menjaga asupan makanan olahan dalam jumlah sedang. Menurut Perka BPOM, konsumsi harian asam benzoate tidak boleh melebihi 5 mg/kg berat badan seseorang.
Jenis pengawet makanan yang berbahaya
1. Formalin
Formalin merupakan bahan pengawet yang berbahaya jika digunakan untuk makanan. Zat ini adalah bentuk larutan dari gas formaldehida yang biasa digunakan saat percobaan biologis, seperti untuk desinfektan atau mengawetkan spesimen.
Formalin jelas tidak diperuntukkan sebagai pengawet makanan dan akan sangat berbahaya bagi tubuh. Sayangnya masih ada pedagang yang menjual makanan yang mengandung formalin.
Jika dikonsumsi bisa menimbulkan reaksi alergi seperti iritasi, kemerahan, mual, muntah, dan pusing. Formalin juga bersifat karsinogenik yang menyebabkan kanker.
2. Boraks
Boraks yang ditambahkan ke dalam makanan bisa membuat makanan lebih kenyal. Pengawet makanan yang berbahaya ini bisa ditemukan pada bakso, mie, dan kerupuk oleh pedagang yang tidak bertanggung jawab.
Meski meningkatkan tekstur makanan, boraks bersifat racun jika masuk ke tubuh manusia. Dalam jangka panjang, konsumsi boraks meningkatkan risiko kanker dan sistem kekebalan tubuh.
Penggunaan boraks yang benar adalah sebagai bahan dalam deterjen, sabun, pestisida, desinfektan, dan antiseptik.
Pengawet apa yang digunakan EatNow?
Kabar baiknya, EatNow tidak menggunakan pengawet sama sekali. Cara EatNow bisa tahan lama adalah berkat teknologi retort, yaitu pemrosesan dengan suhu dan tekanan tinggi yang membuat mikroba pembusukan makanan mati.
Metode yang EatNow gunakan ini sudah diterapkan untuk memproses ransum bagi tentara, polisi, pekerja tambang, hingga astronot yang bisa berbulan-bulan mengandalkan makanan kemasan.
View this post on Instagram
Pengawet makanan tidak semuanya berbahaya, asal kita mengetahui jenisnya dan tidak terlalu sering konsumsi makanan kemasan yang berpengawet.